Jl. Palagan Km. 14 Balong, Donoharjo, Ngaglik, Sleman

Manajemen Tidur (Sleeping – Management)

Perusahaan, organisasi atau entitas adalah kumpulan dari berbagai aktivitas dan manusia yang bergabung dalam satu naungan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam suatu entitas atau perusahaan, sering manusia menjadi pemicu atau penggerak dari aktivitas utama pada entitas tersebut. Ini artinya manusia menjadi faktor dominan yang patut diawasi, dimonitor, evaluasi, untuk selanjutnya terus berada pada fungsi dan peran yang terus menerus dapat mencapai tujuan perusahaan.

Untuk itulah ada yang namanya manajemen yaitu bagian didalam perusahaan atau entitas yang difungsikan untuk merencanakan, melaksanakan/mengarahkan, mengendalikan, mengevaluasi hingga mengambil keputusan. manajemen berperan aktif untuk memastikan agar fungsi-fungsi tersebut dijalankan dengan sebaik-baiknya. Umumnya pada perusahaan atau entitas sudah memahami dengan baik akan fungsi dari manajemen terlebih jika perusahaan tersebut sudah memiliki panduan kerja yang sudah distandarkan [SOP].

Jika perusahaan sudah memiliki sistem, manajemen yang loyal, market yang kondusif, produk yang bagus, harga yang bersaing. Lantas apa yang terjadi jika tujuan perusahaan belum tercapai ? Atau berada pada kondisi establish but not profitable ? Berjalan dengan baik tapi tidak cukup menyisakan laba. Apa yang salah dalam situasi ini ? Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi seperti ini, salah satu diantaranya adalah “manajemen tidur (sleeping management) “ mengapa demikian ? Jika manajemen tersebut menjalankan fungsi-fungsi manajemen seperti planning,directing,controling,evaluating dan decision making dengan baik dan selalu menuju ke visi manajemen maka perusahaan dapat dipastikan bisa mencapai tujuannya. Karna pada setiap fungsi-fungsi manajemen tersebut melekat kontribusi upaya perusahaan untuk menciptakan laba. Pada rangkaian fungsi manajemen, poin yang paling sering manajemen “lalai” atau tidak fokus akan fungsi ini adalah pada bagian controling dan evaluating. Dua fungsi ini acapkali penulis temukan tingkat error yang cukup tinggi.

Sering manajemen melupakan pentingnya bagian ini. Pada perusahaan-perusahaan berskala besar yang sudah memiliki Sistem Pengendali Internal (SPI) biasa-nya dapat mengatasi masalah ini. Karna ada pihak SPI yang melakukan fungsi kontrol dan evaluasi. Lain halnya dengan perusahaan-perusahaan berskala menengah fungsi SPI atau bahkan bagian SPI tidak khusus disediakan sehingga, fungsi manajemen melekat tunggal dan wajib diemban oleh masing-masing manajer. Akan menjadi kompleks adalah ketika tidak ada sinergie yang baik, komunikasi yang efektif dan figur yang cakap merangkum semua fungsi tersebut kedalam satu paket.

Tidak berfungsinya manajemen dengan baik, ada tapi tidak menjalankan semua fungsi, sama seperti orang yang sedang tidur, ada tapi tidak berfungsi menjalankan aktivitas. Manajemen tidak hanya melakukan pekerjaan fungsional ataupun operasional yang rutin, manajemen juga harus melakukan fungsi controling dan evaluasi dan jika perlu terus malakukan “countinuous improvement quality for management “ atau melakukan “Re-fresh management” Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan fungsi manajemen ketika menghadapi dinamika perubahan yang terus menerus terjadi. Dinamika yang dapat menjadi kendala manajemen tidak selalu datang dari faktor eksternal melainkan sering justru datang dari internal perusahaan sendiri. Untuk itulah manajemen wajib selalu awas ! Dan terjaga untuk setiap kondisi yang mengganggu perusahaan mencapai tujuan.

Bagikan